Jumat, 13 Maret 2015

DEFINISI PENALARAN, PROPOSISI, DAN SILOGISME

Nama : Mayda Afifah Sari
Kelas : 3EA26
Npm : 14212502
Tugas 1 B.Indonesia 2

Soal :
1. Jelaskan definisi penalaran dan jenis penalaran?
2. jelaskan definisi proposisi dan berikan contohnya?
3. jelaskan definisi silogisme dan jenis-jenisnya, dan contohnya?

1.     Definisi Penalaran
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Data atau fakta yang akan dinalar itu boleh benar atau boleh tidak benar. Disinilah letaknya kerja penalaran.
 Beberapa definisi Penalaran menurut para ahli:
·         Keraf (1985: 5) berpendapat bahwa Penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
·         Bakry (1986:1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
·         Suriasumantri (2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif, yaitu :
1.      Penalaran Induktif
Penalaran induktif (prosesnya disebut induksi) mrpkn proses penalaran untuk menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan atas fakta-fakta khusus.

Keuntungan Menggunakan Penalaran Induktif
·         Pernyataan yang bersifat umum ini bersifat ekonomis
·         Dari pernyataan yang bersifat umum dimungkinkan proses penalaran selanjutnya baik secara induktif maupun deduktif.

Jenis-jenis penalaran induktif:
1.      Generalisasi,
2.      Analogi (Analogi Induktif),
3.      Hubungan Sebab-Akibat

2.      Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif (prosesnya disebut deduksi), yaitu cara berpikir yang didasarkan atas prinsip, hukum, teori atau keputusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal atau gejala.

Contoh:
1.      Semua makhluk mempunyai mata. (p. mayor)
2.      Si Polan adalah seorang makhluk. (p. minor)
3.      Jadi, si Polan mempunyai mata. (kesimpulan)

3.      Konsep dan Simbol Dalam Penalaran
            Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
            Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

Sumber :
elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/filsafat.../bab6-penalaran.pdf
Zaenal, E. Arifin dan S Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Akapress.



2.     PROPOSISI
Definisi Proposisi
Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah.
Ø  Jenis-jenis proposisi
Proposisi dapat dipandang dari empat kriteria, yaitu berdasarkan bentuknya, berdasarkan sifatnya, berdasarkan kualitasnya, dan berdasarkan kuantitasnya. Berdasarkan bentuknya, proposisi dapat dibagi atas proposisi tunggal dan proposisi majemuk. Proposisi tunggal hanya mengandung satu pernyataan. Contoh :
1.      Semua petani harus bekerja keras.
2.      Setiap pemuda adalah calon pemimpin.
Proposisi majemuk mengandung lebih dari satu pernyataan.
Contoh :
1.      Semua petani harus bekerja keras dan hemat.
Proposisi majemuk ini sebenarnya terdiri atas dua proposisi yaitu:
1.      Semua petani harus bekerja keras dan semua petani harus hemat.

Ø  Macam-macam proposisi:
a.       Proposisi sintetik
Adalah lukisan dari kenyataan empirik maka untuk menguji benar salahnya dapat diukur berdasarkan sesuai dengan kenyataan empiriknya.
Contoh ; 
1.      Pepaya itu manis.
2.      Gadis itu gendut.
3.      Jussuf Kalla adalah kaya raya

b.      Proposisi Kategorik
Adalah Proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat.
Contoh : 
1.      Hasan sedang sakit.
2.      Anak-anak yang tinggal di Asrama adalah mahasiswa.
3.      Orang akan mendapatkan suatu yang lebih dari yang mereka harapkan.

c.       Proposisi Hipotetik
Kalau Proposisi kategorik menyatakan suatu kebenaran tanpa syarat, maka pada proposisi hipotetik kebenaran yang dinyatakan justru digantungkan pada syarat tertentu.

Proposisi hipotetik mempunyai dua bentuk
1.      Bila A adalah B maka A adalah C
Conoh : Bila Hasan rajin ia akan naik kelas.
2.      Bila A adalah B maka C adalah D
Contoh : Bila hujan, saya naik becak
.
d.      Proposisi Disyungtif
Seperti juga Proposisi hipotetik, proposisi disyungtif [ada hakikatnya juga terdiri dari dua buah proposisi kategorik.

Ada 2 bentuk proposisi disyungtif yaitu proposisi disyungtif sempurna dan proposisi disyungtif tidak sempurna. Proposisi disyungtif sempurna mempunyai alternatif kontradiktif sedangkan Proposisi disyungtif tidak sempurna alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif. Rumus pertama adalah : A mungkin B mungkin non B,
seperti :
1.      Hasan berbaju putih atau berbaju non-putih.
2.      Buaya mungkin masih hidup mungkin sudah mati (non-hidup).
Adapun untuk rumus kedua adalah : A mungkin B mungkin C, seperti :
1.      Hasan berbaju putih atau berbaju hitam.
2.      Budi di toko atau di rumah.

Sumber :
Zaenal, E. Arifin dan S Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Akapress.


3.     Definisi Silogisme.jenisnya,beserta contohnya
                              
Definisi Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).

Silogisme berasal dari kata Yunani syllogismos yang berarti ‘kesimpulan’. Silogisme adalah jenis argumen logis yang kesimpulannya diturunkan dari dua proposisi umum (premis) yang berbentuk prosisi kategoris.
Dilihat dari bentuknya, penilaian terhadap silogisme adalah sahih (valid) atau tidak sahih (invalid). Silogisme sahih jika kesimpulannya dibuat berdasarkan premis-premisnya dengan bentuk-bentuk yang tepat. Sedangkan penilaian benar (true) diberikan jika silogisme valid dan klaimnya akurat (informasinya sesuai dengan fakta).

Jenis-jenis silogisme
a.       Silogisme Katagorial
b.      Silogisme Hipotetik
c.       Silogisme Alternative
d.      Entimen
e.       Silogisme Disjungtif
   
Berikut ini adalah pengertian dari jenis-jenis silogisme diatas :

a.       Silogisme Katagorial
Silogisme kategorial ialah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayor dan premis yang bersifat khusus disebut premis minor. Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor.
      
     Contoh :
·         Semua manusia bijaksana.
·         Semua polisi adalah manusia.
·         Jadi, semua polisi bijaksana
Untuk menghasilkan kesimpulan harus ada tern penengah sebagai penghubung antara premis mayor dan premis minor. Term penengah pada silogisme diatas ialah manusia. Term penengah hanya terdapat pada premis, tidak terdapat pada simpulan. Kalau term penengah tidak ada, simpulan tidak dapat diambil.
Contoh :
·         Semua manusia tidak bijaksana
·         Semua kera bukan manusia
·         Jadi, (tidak ada simpulan)

b.      Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis.
Kalau premis minornya membenarkan antesenden, simpulannya membenarkan konsekuen. Kalau premis minornya menolak antesenden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
Jika besi dipanaskan, besi akan memuai
Besi dipanaskan.
Jadi, besi memuai.
Jika besi tidak dipanaskan, besi tidak akan memuai.
Besi tidak dipanaskan.
Jadi, besi tidak akan memuai.

c.       Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Kalau premis minornya membenarkan salah satu alternatif, simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
     Contoh :
Dia adalah seorang kiai atau profesor.
Dia seorang kiai.
Jadi, dia bukan seorang profesor.
Dia adalah seorang kiai atau profesor.
Dia bukan seorang kiai.
Jadi, dia seorang profesor.

d.      Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulannya.

     Contoh :
·         Fajar berhak mendapatkan peringkat satu karena dia telah berusaha keras dalam belajar
·         Fajar telah berusaha keras dalam belajar, karena itu Fajar layak mendapatkan peringkat satu.

e.       Silogisme Disjungtif
Silogisme Disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya merupakan disjungtif, sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.

     Contoh :
·         Seno masuk sekolah atau tidak. (premis 1)
·         Ternyata Seno tidak masuk sekolah. (premis 2)
·         Ia tidak masuk sekolah. (konklusi).

Sumber :
Zaenal, E. Arifin dan S Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Akapress.