Nama : Mayda Afifah Sari
Kelas: 3ea26
NPM: 14212502
Matkul : perilaku konsumen#
1.Kriteria
Evaluasi
Kriteria evaluasi, salah satu
aktivitas dalam proses pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan penting
dalam memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan
aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat
pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia
gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk (Kotler, 2005). Kriteria
Evaluasi
Kriteria evaluasi berisi dimensi
atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif
pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam
membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan,
kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik
seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa kriteria
evaluasi yang umum adalah:
1. Harga
Harga
menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang
murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak
bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh
karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2. Nama Merek
Merek
terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek
merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit
menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah
memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3. Negara
asal
Negara
dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan
konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin
sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara,
untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal
tak teragukan.
4. Saliensi
kriteria evaluasi
Konsep
saliensi mencerminkan ide bahwa criteria evluasi kerap berbeda pengaruhnya
untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk
mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting,
tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencook (salient) yang benar-benar
mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.
2.Menentukan
alternatif pilihan
Kemudian kriteria yang akan
menjadi alternatif pilihan di tentukan barulah konsumen menentukan alternative produk
yang menjadi pilihannya.
3.Menaksir
Alternatif Pilihan
Ada tiga cara pandang dalam
menganalisis alternatif keputusan
konsumen
1. Sudut Pandang
Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang
membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternatif produk yang
tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternatif yang
ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat
mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik, disebut ekonomik man.
2. Sudut
Pandang Kognitif
Konsumen sebagai kognitif man
atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu
mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi
selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau
menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man,
seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan
dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya
pada keputusan yang memuaskan.
3. Sudut
Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai
pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya
seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi.
Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi. Anggapan
emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang
membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.
4.Menyeleksi
aturan pengambilan keputusan
Dalam menyeleksi aturan
pengambilan keputusan terdapat suatu hal yang perlu diperhatikan, yang paling
utama adalah yang paling penting dalam memenuhi berbagai kriteria yang dapat
dicapai oleh produk tersebut agar dapat memuaskan konsumen.
PEMBELIAN
1.Proses
Keputusan Membeli
Menurut (Kotler, 2000:204)
tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati
lima tahap, yaitu:
a. Pengenalan
Masalah
b. Pencarian
Informasi
c. Evaluasi
alternatif
d. Keputusan
Membeli
e. Tingkah
laku pasca pembelian.
Adapun penjelasannya adalah
sebagai berikut:
a. Pengenalan
masalah
Proses membeli dimulai dengan
pengenalan masalah dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan.
Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
b. Pencarian
informasi
Seorang konsumen yang sudah
terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila
dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan,
konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan
kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan
dengan kebutuhan tersebut.
c. Evaluasi
alternatif
Tahap dari proses keputusan
membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk
alternatif dalam perangkat pilihan.
d. Keputusan
membeli
Dalam tahap evaluasi, konsumen
membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya,
keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua
faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli.
e. Tingkah
laku pasca pembelian
Tahap dari proses keputusan
pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli
berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas.
2.Memilih
Alternatif Terbaik
Ada empat sudut pandang dalam
menganalisis pengambilan keputusan konsumen:
·
Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang
membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternative produk
yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang
ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat
mengidentifikasikan satu alternative yang terbaik, disebut economic man.
·
Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai cognitive man
atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu
mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi
selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau
menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man,
seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan
dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya
(heuristic) pada keputusan yang memuaskan.
·
Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai
pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya
seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi.
Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi.anggapan
emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang
membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.
3.Memilih
Sumber-Sumber pembelian
Ø Sumber-Sumber
Pembelian Intern :
1. Motivasi
Merupakan kebutuhan yang cukup
menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan
tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu
keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman.
Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang
timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui,
kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Seperti yang diterangkan oleh
teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar,
haus), disusul kebutuhan-kebutuhan.keselamatan (perasaan aman, perlindungan),
kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan
dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri,
pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan
dan perwujudan diri).
2. Belajar
Proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu
gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka belajar.
Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang
bersumber dari pengalaman.
Melalui perbuatan dan belajar,
orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif
yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan
penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan
kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa
obyek atau gagasan.
3. Kepribadian
Keputusan pembelian juga
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur, tahapan daur
hidup,pekerjaan,situasi ekonomi,gaya hidup,serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup
keluarga.Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa ang dibelinya.Situasi ekonomi
seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk.
Ø Sumber-sumber
Pembelian ekstern :
1. Kebudayaan
Faktor budaya adalah salah satu
pengaruh yang paling berdampak luas dalam perilaku konsumen.
Contohnya saja seorang konsumen
yang sudah sangat cinta dengan kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu
menggunakan prodak dalam negeri dan tidak mau menggunakan prodak luar.memang
tidak semua konsumen seperti itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak
mempunyai jiwa kebudayaan yang melekat utuh,didalam dirinya sehingga ia masih
dengan mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk
dari luar.
2. Kelompok Sosial dan Refrensi
Pada umumnya konsumen sering
meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang
harus dibeli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar