NAMA : Mayda Afifah Sari
Kelas
: 4EA26
NPM
: 14212502
Tugas 1 ETIKA BISNIS
BUDAYA
ORGANISASI :
Dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang
diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik
dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat
satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu
pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan
pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring
dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat
pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi
secara keseluruhan.
Budaya organisasi dapat mempengaruhi
cara orang dalam berperilaku dan harus menjadi patokan dalam setiap program
pengembangan organisasi dan kebijakan yang diambil. Hal ini terkait dengan
bagaimana budaya itu mempengaruhi
organisasi dan bagaimana suatu budaya itu dapat dikelola oleh organisasi.
Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut beberapa
ahli :
a.
Menurut
Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya
organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh
organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu
sendiri.
b.
Menurut
Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi
adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola
tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.
c.
Menurut
Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut
oleh anggota-anggota organisasi itu.
d.
Menurut
Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh
organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang
mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota
organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru
sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah
yang dihadapi.
e.
Menurut
Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai
organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para
karyawan berperilaku. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya
organisasi dalam penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh
anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku
dari para anggota organisasi.
f.
Schein
(1992) memandang budaya organisasi sebagai suatu pola asumsi-asumsi mendasar
yang dipahami bersama dalam sebuah organisasi terutama dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi. Pola-pola tersebut menjadi sesuatu yang pasti
dan disosialisasikan kepada anggota-anggota baru dalam organisasi. Lebih jauh
lagi Schein menggambarkan adanya tiga tingkatan atau lapisan budaya organisasi,
yaitu :
1.
Artifak
(Artifacts)
Artifak merupakan tingkat budaya yang tampak dipermukaan.
Termasuk dalam artifak adalah semua fenomena yang dapat dilihat, didengar dan
dirasakan Ketika seseorang memasuki sebuah kelompok dengan budaya yang masin
asing baginya. Termasuk dalam artifak juga adalah produk yang tampak (visible
products) dari organisasi seperti rancangan lingkungan fisik, bahasa,
teknologi, produk, kreasi artistik, gaya dalam berbusana, pengungkapan emosi,
mitos dan cerita tentang organisasi, nilai-nilai organisasi yang
dipublikasikan, ritual, perayaan-perayaan.
2.
Nilai-nilai
yang diyakini (expoused values)
Dalam organisasi terdapat nilai-nilai tertentu yang umumnya
dicanangkan oleh tokoh-tokoh seperti pendiri dan pemimpinnya, yang menjadi
pegangan dalam menekankan ketidakpastian pada bidang-bidang yang kritis.
Nilai-nilai itu menjadi sesuatu yang tidak lagi didiskusikan dan didukung oleh
perangkat keyakinan, norma serta aturan-aturan operasional mengenai perilaku
dalam organisasi Hal-hal tersebut membentuk suatu kesadaran dan secara
eksplisit diucapkan serta dilakukan karena telah berfungsi sebagai norma atau
moral yang memandu anggota organisasi dalam menghadapi situasi tertentu dan
melatih anggota Baru.
3.
Asumsi-asumsi
dasar (basic assumptions)
Merupakan
asumsi-asumsi dasar yang telah ada sebelumnya (taken for granted) dan menjadi
panduan perilaku bagi anggota organisasi dalam memandang suatu permasalahan.
Jika asumsi dasar dipegang teguh, maka anggota organisasi akan merumuskan
perilaku berdasarkan pada kesepakatan-kesepakatan yang berlaku. Asumsi-asumsi
dasar cenderung untuk tidak dipertentangkan atau diperdebatkan dan cenderung
sangat sulit diubah.
Fungsi
Budaya Oganisasi :
Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi
budaya organisasi sebagai berikut :
a.
Budaya
menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
b.
Budaya
membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c.
Budaya
mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan diri individual seseorang.
d.
Budaya
merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan
memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
e.
Budaya
sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap
serta perilaku karyawan.
Sumber-sumber
Budaya Organisasi
Menurut Tosi, Rizzo, Carrol seperti
yang dikutip oleh Munandar (2001:264), budaya organisasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
1. Pengaruh umum dari luar yang luas
Mencakup faktor-faktor yang tidak dapat
dikendalikan atau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi.
2. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di
masyarakat
Keyakinan-keyakinan dn nilai-nilai yang
dominan dari masyarakat luas misalnya kesopansantunan dan kebersihan.
3.
Faktor-faktor
yang spesifik dari organisasi
Organisasi selalu berinteraksi dengan
lingkungannya. Dalam mengatasi baik masalah eksternal maupun internal
organisasi akan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil.
Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya
budaya organisasi.
Ciri-ciri
Budaya Organisasi
Menurut Robbins (1996:289), ada 7
ciri-ciri budaya organisasi adalah:
1.
Inovasi
dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif
dan mengambil resiko.
2.
Perhatian
terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan,
analisis dan perhatian terhadap detail.
3.
Orientasi
hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan
proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4.
Orientasi
orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di
dalam organisasi itu.
5.
Orientasi
tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya
individu.
6.
Keagresifan.
Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
7.
Kemantapan.
Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.
Dengan menilai organisasi itu
berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari
budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman
bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan
diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku (Robbins, 1996 :
289).
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar