Nama
: Mayda Afifah Sari
Kelas
: 3EA26
Npm
: 14212502
Tugas
1 B.Indonesia 2
Soal :
1. Jelaskan definisi
penalaran dan jenis penalaran?
2. jelaskan definisi proposisi
dan berikan contohnya?
3. jelaskan definisi
silogisme dan jenis-jenisnya, dan contohnya?
1.
Definisi
Penalaran
Penalaran adalah
suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang
ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Data atau fakta yang akan dinalar itu
boleh benar atau boleh tidak benar. Disinilah letaknya kerja penalaran.
Beberapa definisi Penalaran menurut para ahli:
·
Keraf (1985: 5) berpendapat
bahwa Penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti,
fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
·
Bakry (1986:1) menyatakan
bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang
paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu
kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah
diketahui.
·
Suriasumantri (2001:42) mengemukakan
secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam
pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif, yaitu :
1.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif (prosesnya disebut induksi) mrpkn proses penalaran untuk
menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu
kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan atas fakta-fakta khusus.
Keuntungan Menggunakan Penalaran Induktif
·
Pernyataan yang bersifat umum ini
bersifat ekonomis
·
Dari pernyataan yang bersifat umum
dimungkinkan proses penalaran selanjutnya baik secara induktif maupun deduktif.
Jenis-jenis penalaran induktif:
1.
Generalisasi,
2.
Analogi (Analogi Induktif),
3.
Hubungan Sebab-Akibat
2.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif (prosesnya disebut deduksi), yaitu cara berpikir yang
didasarkan atas prinsip, hukum, teori atau keputusan lain yang berlaku umum
untuk suatu hal atau gejala.
Contoh:
1.
Semua makhluk mempunyai mata. (p. mayor)
2.
Si Polan adalah seorang makhluk. (p.
minor)
3.
Jadi, si Polan mempunyai mata.
(kesimpulan)
3.
Konsep dan Simbol Dalam Penalaran
Penalaran juga merupakan
aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol
atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran
akan akan berupa argumen.Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah
abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang
digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol
berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari
premis.
Berdasarkan paparan di
atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang
saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada
penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian
perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan
sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar
dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian
pengertian.
Sumber
:
elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/filsafat.../bab6-penalaran.pdf
Zaenal, E. Arifin dan S Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia.
Akapress.
2.
PROPOSISI
Definisi Proposisi
Proposisi adalah istilah yang digunakan
untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Hal ini berarti
suatu kalimat harus dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan
benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang
dapat dinilai benar atau salah.
Ø
Jenis-jenis
proposisi
Proposisi dapat dipandang dari empat kriteria, yaitu
berdasarkan bentuknya, berdasarkan sifatnya, berdasarkan kualitasnya, dan
berdasarkan kuantitasnya. Berdasarkan bentuknya, proposisi dapat dibagi atas
proposisi tunggal dan proposisi majemuk. Proposisi tunggal hanya mengandung
satu pernyataan. Contoh :
1.
Semua petani harus bekerja keras.
2.
Setiap pemuda adalah calon pemimpin.
Proposisi majemuk
mengandung lebih dari satu pernyataan.
Contoh :
1.
Semua petani harus bekerja keras dan hemat.
Proposisi majemuk ini
sebenarnya terdiri atas dua proposisi yaitu:
1.
Semua petani harus bekerja keras dan semua petani
harus hemat.
Ø
Macam-macam
proposisi:
a.
Proposisi sintetik
Adalah lukisan dari kenyataan empirik maka untuk
menguji benar salahnya dapat diukur berdasarkan sesuai dengan kenyataan
empiriknya.
Contoh ;
1.
Pepaya itu manis.
2.
Gadis itu gendut.
3.
Jussuf Kalla adalah kaya raya
b.
Proposisi Kategorik
Adalah Proposisi yang mengandung pernyataan tanpa
adanya syarat.
Contoh :
1.
Hasan sedang sakit.
2.
Anak-anak yang tinggal di Asrama adalah mahasiswa.
3.
Orang akan mendapatkan suatu yang lebih dari yang
mereka harapkan.
c.
Proposisi Hipotetik
Kalau Proposisi kategorik menyatakan suatu kebenaran
tanpa syarat, maka pada proposisi hipotetik kebenaran yang dinyatakan justru
digantungkan pada syarat tertentu.
Proposisi hipotetik mempunyai dua bentuk
1.
Bila A adalah B maka A adalah C
Conoh : Bila Hasan rajin ia akan naik kelas.
2.
Bila A adalah B maka C adalah D
Contoh : Bila hujan, saya naik becak
.
d.
Proposisi Disyungtif
Seperti juga Proposisi hipotetik, proposisi
disyungtif [ada hakikatnya juga terdiri dari dua buah proposisi kategorik.
Ada 2 bentuk proposisi disyungtif yaitu
proposisi disyungtif sempurna dan proposisi disyungtif tidak sempurna.
Proposisi disyungtif sempurna mempunyai alternatif kontradiktif sedangkan
Proposisi disyungtif tidak sempurna alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif.
Rumus pertama adalah : A mungkin B mungkin non B,
seperti :
1.
Hasan berbaju putih atau berbaju non-putih.
2.
Buaya mungkin masih hidup mungkin sudah mati
(non-hidup).
Adapun untuk rumus
kedua adalah : A mungkin B mungkin C, seperti :
1.
Hasan berbaju putih atau berbaju hitam.
2.
Budi di toko atau di rumah.
Sumber :
Zaenal, E. Arifin dan S Amran Tasai. 2008. Cermat
Berbahasa Indonesia. Akapress.
3.
Definisi Silogisme.jenisnya,beserta
contohnya
Definisi Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan
kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan)
dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Silogisme berasal dari kata Yunani syllogismos yang
berarti ‘kesimpulan’. Silogisme adalah jenis argumen logis yang kesimpulannya
diturunkan dari dua proposisi umum (premis) yang berbentuk prosisi kategoris.
Dilihat dari bentuknya, penilaian terhadap
silogisme adalah sahih (valid) atau tidak sahih (invalid).
Silogisme sahih jika kesimpulannya dibuat berdasarkan premis-premisnya dengan
bentuk-bentuk yang tepat. Sedangkan penilaian benar (true) diberikan
jika silogisme valid dan klaimnya akurat (informasinya sesuai dengan fakta).
Jenis-jenis silogisme
a.
Silogisme Katagorial
b.
Silogisme Hipotetik
c.
Silogisme Alternative
d.
Entimen
Berikut ini adalah pengertian dari jenis-jenis silogisme diatas :
a.
Silogisme Katagorial
Silogisme kategorial ialah silogisme
yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu
proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayor
dan premis yang bersifat khusus disebut premis minor. Dalam simpulan terdapat
subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan
disebut term mayor.
Contoh :
·
Semua manusia bijaksana.
·
Semua polisi adalah manusia.
·
Jadi, semua polisi bijaksana
Untuk menghasilkan kesimpulan harus ada tern penengah sebagai penghubung
antara premis mayor dan premis minor. Term penengah pada silogisme diatas ialah
manusia. Term penengah hanya terdapat pada premis, tidak terdapat pada
simpulan. Kalau term penengah tidak ada, simpulan tidak dapat diambil.
Contoh :
·
Semua manusia tidak bijaksana
·
Semua kera bukan manusia
·
Jadi, (tidak ada simpulan)
b.
Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme
yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis.
Kalau premis minornya membenarkan
antesenden, simpulannya membenarkan konsekuen. Kalau premis minornya menolak
antesenden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
Jika besi dipanaskan, besi akan memuai
Besi dipanaskan.
Jadi, besi memuai.
Jika besi tidak dipanaskan, besi tidak akan memuai.
Besi tidak dipanaskan.
Jadi, besi tidak akan memuai.
c.
Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri
atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Kalau premis minornya
membenarkan salah satu alternatif, simpulannya akan menolak alternatif yang
lain.
Contoh :
Dia adalah seorang kiai atau profesor.
Dia seorang kiai.
Jadi, dia bukan seorang profesor.
Dia adalah seorang kiai atau profesor.
Dia bukan seorang kiai.
Jadi, dia seorang profesor.
d.
Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis
minor dan kesimpulannya.
Contoh :
·
Fajar berhak mendapatkan peringkat satu
karena dia telah berusaha keras dalam belajar
·
Fajar telah berusaha keras dalam
belajar, karena itu Fajar layak mendapatkan peringkat satu.
e.
Silogisme Disjungtif
Silogisme Disjungtif merupakan silogisme yang premis
mayornya merupakan disjungtif, sedangkan premis minornya bersifat kategorik
yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis
mayor.
Contoh :
·
Seno masuk sekolah atau tidak. (premis
1)
·
Ternyata Seno tidak masuk sekolah.
(premis 2)
·
Ia tidak masuk sekolah. (konklusi).
Sumber :
Zaenal, E. Arifin dan
S Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Akapress.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar